Saya
akan menulis pengalaman pribadi tentang mengakui kesalahan diri sendiri. Beberapa
orang mungkin menganggap suatu kesalahan adalah sebuah aib atau kelakuan buruk
bagi dirinya. Gengsi, berpikir jika mengakui kesalahan dapat merusak citra
diri. Hal tersebut adalah faktor penghambat untuk mengakui kesalahan di depan
orang lain. Seringkali seseorang mencari suatu kesalahan yang ada pada diri
orang lain, tetapi tidak sadar jika itu juga merupakan suatu kesalahan. Banyak
yang mengatakan ‘semua orang tidak luput dari kesalahan’, entah itu kesalahan
yang kecil, sedang maupun kesalahan yang besar sekalipun. Apabila seseorang
dapat mengakui kesalahannya bisa jadi akan mendapatkan kepercayaan dari orang
lain. Mengakui kesalahan berarti menunjukan sikap jujur terhadap orang lain
atas kekurangan diri sendiri dan akan dihargai oleh orang lain pula.
Pada
saat saya masih SD, dulu saya pernah membohongi ayah saya. Karena semenjak saya
SD kelas 3 di rumah saya tidak memakai jasa pembantu rumah tangga lagi, saya
selalu diberitahu oleh ayah dan ibu saya untuk mencoba membantu pekerjaan rumah
seperti membersihkan rumah. Supaya terbiasa mengerjakan sendiri tidak
tergantung pada orang lain untuk kedepannya. Sore hari saya selalu membersihkan
rumah, pada saat itu ayah saya sedang libur kerja. Saya sudah berencana untuk
tidak mengepel pada hari itu, hanya menyapu saja. Sepulang ayah saya dari sholat
ashar di masjid, saya ditanya oleh beliau apakah saya sudah beberes rumah atau
belum. Lalu saya dengan tenang menjawab bahwa saya sudah melakukannya.
Sepertinya ayah saya tidak percaya jika saya sudah mengepel, beliau pun
mengatakan bahwa lantainya seperti tidak dipel. Lalu saya sedikit gugup dan
mengatakannya sekali lagi bahwa saya sudah membersihkannya semua. Dan beliau
pun akhirnya membiarkan dan tidak memikirkan lagi apakah saya sudah mengepel
atau belum. Tetapi, saya merasa sangat bersalah dan terus kepikiran bagaimana
kalau nanti saya seterusnya berani berbohong untuk hal yang sekecil ini.
Kemudian esok harinya, saya beranikan diri untuk bilang ke ayah saya jika
memang benar kemarin saya tidak mengepel dan hanya menyapu saja. Setelah saya
mengaku, lalu saya dinasihati oleh ayah, beliau mengatakan bahwa jangan
sekali-kali lagi saya berbohong terutama membohongi orang tua, dampaknya tidak
akan bagus untuk kedepannya. Pada saat itu saya tidak berani lagi membohongi
orang tua, jika saya tidak ingin membersihkan rumah pada hari itu saya langsung
bilang untuk tidak membersihkan rumah, mungkin esok harinya untuk dibersihkan.
Untuk mengakui sebuah kesalahan saya
akui memang berat, jika tidak diungkapkan berdampak yang tidak bagus unntuk
kemudian hari. Takut di kemudian hari berbohong dengan hal yang sama, atau berbohong
untuk hal lainnya. Dan jika hal tersebut selalu terulang kembali maka sulit
rasanya untuk mendapatkan kepercayaan dari orang lain. Bagi saya mengakui
kesalahan berarti sebuah kebaikan untuk memperbaiki diri sendiri untuk kemudian
hari, yang artinya saya sadar dengan apa yang telah saya perbuat itu salah. Dan
berusaha untuk mengingatkan sendiri supaya jangan mengulangi kesalahan yang
kemari telah dilakukan. Lebih baik malu pada saat mengungkapkan kesalahan
daripada kehilangan kepercayaan dari orang lain.