Jumat, 11 November 2016

Artikel Pribadi Mengenai Sikap Menghargai Orang Lain (Toleransi)


          Saya akan menuangkan pendapat saya tentang sikap menghargai orang lain. Menghargai bukan perihal apresiasi atau penghargaan kepada suatu mahakarya dari seseorang, menghargai juga merupakan sikap yang harus dilakukan pada beberapa ketentuan, seperti menghargai hasil karya seseorang, menghargai pendapat orang lain, menghargai kehidupan bertetangga, dan masih banyak lainnya. Menghargai bukan berarti mengalah untuk seseorang tetapi rasa sopan dan santun yang harus dimiliki oleh semua orang. Sikap menghargai bisa terjadi dimana saja kapan saja dan pada siapa saja, entah itu ditempat umum, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah atau kampus, dengan orang yang dikenal bahkan dengan orang yang tidak dikenal sekalipun. Menurut saya, dengan saling menghargai seseorang maka kita juga akan dihargai atau orang itu respect dengan kita.
          Untuk menciptakan sebuah karya tidak bisa dinilai dengan apapun, apa rasanya jika sudah susah payah dengan melewati beberapa rintangan karya yang telah dibuat ditiru atau dicontek oleh seseorang tanpa izin dari yang membuat karya tersebut? Yang membuat karya tersebut mahal yaitu ide dan konsep dari yang membuat karya. Tanpa ide yang dipikirkan dengan matang, karya tersebut tidak mempunyai nilai dan manfaat sebagaimana mestinya. Sebagai penikmat karya seseorang, harus dipikirkan kembali untuk meniru hasil karya seseorang, bahwa untuk membuat karya tidak instant, memerlukan proses yang panjang untuk mendapatkan hasil yang sempurna. Contoh menghargai hasil karya orang lain yaitu membeli CD asli dari seorang penyanyi, dengan membeli CD asli ditoko kaset yang resmi sama dengan mendukung karya penyanyi tersebut. Jika mendownload atau membajak hasil karya penyanyi tersebut bisa dibilang perbuatan ilegal. Contoh lainnya yaitu mengambil kodingan program dari seorang programmer, walau diganti sedikit kodingannya sama saja itu tidak menghargai programmer tersebut. Dan masih banyak contoh lainnya dalam menghargai hasil karya seseorang.
          Selanjutnya, ada yang pernah mengajukan pendapat disaat diskusi tapi pendapat yang disampaikan diabaikan? Masuk akal atau tidak pendapat seseorang itu mestinya ditampung terlebih dahulu jangan langsung ditolak. Setiap orang berhak berpendapat tentang sesuatu asalkan, berpendapat yang positif, tidak mencela dan menghina suatu golongan atau pribadi, intinya tidak menimbulkan kemarahan dari pihak yang mendengar pendapat itu. Mungkin pendapat seseorang bisa dibantah secara langsung, jika pendapat tersebut tidak sesuai dengan pokok pembicaraan yang sedang didiskusikan, tetapi untuk membantah pendapat tersebut juga dengan nada yang tidak menyinggung perasaan seseorang yang memberikan pendapatnya. Mengemukakan pendapat bisa terjadi dimana saja kapan saja dan oleh siapa saja. Seorang manager boleh berpendapat ke karyawannya, begitupula sebaliknya. Karyawan harus menerima pendapat dari seorang manager, dan seorang manager pun harus menerima pendapat dari karyawan, apabila saling menghargai pendapat dan masukan tersebut bisa memicu kemajuan perusahaan tersebut dan kerjasama di dalam perusahaan tersebut berjalan dengan baik. Di dalam lingkup keluarga, anak harus menerima pendapat dari orang tuanya, begitu sebaliknya. Tidak ada batasan untuk berpendapat, asalkan untuk hal yang positif untuk diri sendiri maupun golongan tertentu.

          Kemudian, bagaimana sikap menghargai kehidupan bertetangga? Tetangga adalah keluarga terdekat setelah keluarga inti (ayah, ibu, beserta saudara-saudara). Jika bertemu dengan tetangga yang usianya lebih tua maka sapa dengan sebutan ibu, bapak, bude, pakde, nenek, kakek, mba, mas, kakak, dan abang. Anggap mereka benar-benar seperti saudara sendiri. Dari dulu sampai sekarang, saya selalu diajarkan untuk memanggil orang yang lebih tua dengan sebutan yang tadi, tidak seperti negara barat yang memanggil orang yang lebih tua dengan sebutan nama mereka. Jika berada di lingkungan yang baik, maka berusahalah untuk baik juga. Dengan begitu, tetangga juga tidak segan untuk menyapa kembali. Bukan hanya menghargai sapa menyapa, jika berada satu lingkup kos-kosan dengan yang berbeda agamanya juga harus saling menghargai satu sama lain. Misalkan, pada saat bulan ramadhan tiba yang muslim melakukan puasa, mereka yang berbeda agama harus menghargai dengan tidak makan atau minum didepan orang yang sedang puasa. Begitu juga sebaliknya, jika mereka yang berbeda agama sedang melakukan ibadah mereka maka kita harus menghargainya, jika sampai mengganggu sekali bilang dengan sopan jangan sampai mereka tersinggung. Beberapa waktu lalu, saya diingatkan oleh seorang kakak kos yang kamarnya berada disebelah saya untuk melakukan ibadah sholat, saya sangat kagum dengan kakak itu teman-teman atau orang yang berada disekitar saya yang beragama sama saja jarang untuk saling mengingatkan ibadah sholat (mungkin sudah jadi kewajiban yang lumrah untuk dilaksanakan).

1 komentar: